Konsep dan
Penerapan Cloud Computing pada Sehari-hari
LUTHFI WASKITA EKA PUTRA
54410113
4IA15
TEKNIK INFORMATIKA, TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
ABSTRAKSI
Cloud computing
merupakan suatu system komputasi terdistribusi melalui jaringan yang memiliki
kemampuan untuk menjalankan sebuah program atau aplikasi pada banyak computer
yang terhubung pada waktu yang sama. Dengan menerapkan teknologi cloud
computing, kebutuhan user akan dapat dipenuhi dan nantinya akan mencapai pada
tingkat investasi dalam term cloud service yang cepat dan mudah.
Kata kunci :
cloud computing, service, user
PENDAHULUAN
Komputer
sudah menjadi bagian dari kehidupan orang banyak saat ini. Komputer kita
gunakan untuk membuat pekerjaan di kantor, tugas – tugas di kampus, dan hal –
hal lainnya agar lebih mudah. Akan tetapi saat ini, kebutuhan dari penggunaan
komputer sudah sangat berkembang dibandingkan tahun – tahun sebelumnya. Hal ini
disebabkan dari meningkatnya jumlah data yang harus diolah oleh komputer saat
ini.
Perkembangan
dari penggunaan komputer saat ini tidak berhenti pada titik itu saja. Saat ini,
kita dituntut untuk bisa beraktivitas dari mana saja dan kapan saja. Karena
tuntutan itulah, muncul teknologi yang dinamakan dengan Cloud Computing. Cloud
Computing membuka kesempatan para penggunanya dalam menggunakan komputer ke arah
yang lebih terbuka dan terintegrasi satu sama lain.
METODE
PENETILIAN
Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mencari data-data atau teori-teori
tentang Cloud Computing. Lalu data tersebut di himpun sehingga tersusun menjadi
sebuah tulisan tentang Cloud Computing.
PEMBAHASAN
Pengertian Cloud Computing
Cloud
computing adalah kumpulan dari beberapa resources yang terintegrasi menjadi
satu dan digunakan melalui web. Sebenarnya, cloud computing ini didasarkan pada
teknologi grid computing yang membuat skalabilitas suatu sistem komputasi
menjadi sangat besar dengan cara menggabungkan beberapa sumber daya komputer
menjadi satu resource. Sehingga tidak salah jika ada orang yang megnatakan
cloud computing adalah grid computing yang digabungkan dengan virtualisasi.
Untuk memudahkan pemahaman mengenai model cloud computing kita
ambil analogi dari layanan listrik PLN. Tentu kita semua adalah para pemakai
listrik dalam kehidupan sehari-hari. Untuk bisa menikmati listrik, kita tidak
perlu mendirikan infrastruktur pembangkit listrik sendiri, bukan? Yang perlu kita
lakukan adalah mendaftar ke PLN karena PLN sudah menyediakan layanan listrik
ini untuk pelanggan. Kalau Anda pernah melihat gardu induk PLN, Anda akan
melihat bagaimana rumitnya instalasi listrik disana dengan banyak sekali
transformator dan peralatan berat lainnya (Resource Pooling). Disinilah sumber
daya listrik berpusat untuk kemudian didistribusikan ke pelanggan. Distribusi
listrik ke pelanggan dari gardu induk ini menggunakan kabel listrik yang sudah
distandarisasi. Kabel antara pembangkit listrik dengan gardu induk biasa
dikenal dengan istilah SUTET (Saluran Udara Tegangan Ektra Tinggi). Dari gardu
induk, distribusi kemudian dipecah ke gardu-gardu lain sampai akhirnya sampai
di rumah pelanggan dengan kabel yang lebih kecil. Kabel listrik yang ada ini
menjamin koneksi listrik yang cepat, sehingga layanan listrik bisa dinikmati
terus menerus (Broad Network Access). Setelah mendaftar, pelanggan bisa memakai
energi listrik dan membayar kepada PLN berdasarkan jumlah penggunaan listrik
kita tiap bulan. Jumlah yang dibayar dihitung dari meteran listrik di rumah
pelanggan (Measured Service). Saat pelanggan butuh daya tambahan karena suatu
tujuan khusus (misalnya saat acara pernikahan keluarga), pelanggan tinggal
meminta kepada PLN untuk menambahkan daya, dan suatu saat nanti ketika ingin
menurunkan daya lagi, pelanggan tinggal meminta juga kepada PLN.
Bisa dikatakan penambahan daya listrik ini bersifat elastis,
untuk menambah daya atau menurukannya bisa dilakukan segera (Rapid Elasticity).
Akan sangat menarik jika kedepannya untuk melakukan penambahan/penurunan daya
tersebut, pelanggan bisa melakukannya sendiri dari suatu alat yang disediakan
oleh PLN., sehingga tidak dibutuhkan lagi interaksi dengan pegawai PLN (Self
Service). Ketika memakai layanan listrik dari PLN, pelanggan tidak perlu pusing
untuk memikirkan bagaimana PLN memenuhi kebutuhan listrik. Hal terpenting yang
perlu diketahui adalah listrik menyala untuk kebutuhan sehari-hari, serta
berapa tagihan listrik yang perlu dibayar tiap bulannya. Pelanggan tidak perlu
mengetahui secara detail bagaimana PLN merawat infrastruktur listriknya,
bagaimana ketika mereka ada kerusakan alat, bagaimana proses perawatan
alat-alat tersebut, dsb.
Intinya, pelanggan cukup tahu bahwa dapat menikmati listrik dan
berkewajiban membayar biaya tersebut tiap bulannya, sedangkan PLN sendiri
berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan listrik pelanggannya. Nah, analogi PLN di
atas adalah gambaran dari layanan Cloud Computing.
Menurut NIST (National Institute of Standards and Technology),
terdapat 5 karakteristik sehingga sistem tersebut disebut Cloud Computing,
yaitu :
1. Resource Pooling
Sumber daya komputasi (storage, CPU, memory, network bandwidth,
dsb.) yang dikumpulkan oleh penyedia layanan (service provider) untuk memenuhi
kebutuhan banyak pelanggan (service consumers) dengan model multi-tenant.
Sumber daya komputasi ini bisa berupa sumber daya fisik ataupun virtual dan
juga bisa dipakai secara dinamis oleh para pelanggan untuk mencukupi
kebutuhannya.
2. Broad Network Access
Kapabilitas layanan dari cloud provider tersedia lewat jaringan
dan bisa diakses oleh berbagai jenis perangkat, seperti smartphone, tablet,
laptop, workstation, dsb.
3. Measured Service
Tersedia layanan untuk mengoptimasi dan memonitor layanan yang
dipakai secara otomatis. Dengan monitoring sistem ini, kita bisa melihat berapa
resources komputasi yang telah dipakai, seperti: bandwidth , storage,
processing, jumlah pengguna aktif, dsb. Layanan monitoring ini sebagai bentuk
transparansi antara cloud provider dan cloud consumer.
4. Rapid Elasticity
Kapabilitas dari layanan cloud provider bisa dipakai oleh cloud
consumer secara dinamis berdasarkan kebutuhan. Cloud consumer bisa menaikkan
atau menurunkan kapasitas layanan. Kapasitas layanan yang disediakan ini biasanya
tidak terbatas, dan service consumer bisa dengan bebas dan mudah memilih
kapasitas yang diinginkan setiap saat.
5. Self Service
Cloud Consumer bisa mengkonfigurasikan secara mandiri layanan
yang ingin dipakai melalui sebuah sistem, tanpa perlu interaksi manusia dengan
pihak cloud provider. Konfigurasi layanan yang dipilih ini harus tersedia
segera dan saat itu juga secara otomatis. Kelima karakteristik Cloud Computing
tersebut harus ada di service provider jika ingin disebut sebagai penyedia
layanan Cloud Computing. Salah satu saja dari layanan tersebut tidak terpenuhi,
maka penyedia layanan tersebut belum/tidak pantas disebut sebagai cloud
provider.
Layanan Cloud Computing
Setelah pengguna mengetahui karakteristik dari Cloud Computing,
berikutnya akan dibahas jenis-jenis layanan dari Cloud Computing. NIST sendiri
membagi jenis layanan Cloud Computing menjadi tiga sebagai berikut :
1. Software as a Service (SaaS)
SaaS adalah layanan dari Cloud Computing dimana pelanggan dapat
menggunakan software (perangkat lunak) yang telah disediakan oleh cloud
provider. Pelanggan cukup tahu bahwa perangkat lunak bisa berjalan dan bisa
digunakan dengan baik. Contoh dari layanan SaaS ini antara lain adalah :
Layanan produktivitas: Office365, GoogleDocs, Adobe Creative
Cloud, dsb.
Layanan email: Gmail, YahooMail, LiveMail, dsb.
Layanan social network: Facebook, Twitter, Tagged, dsb.
Layanan instant messaging: YahooMessenger, Skype, GTalk, dsb.
Selain contoh di atas, tentu masih banyak lagi contoh yang lain.
Dalam perkembangannya, banyak perangkat lunak yang dulu hanya bisa dinikmati
dengan menginstal aplikasi tersebut di komputer kita (on-premise) mulai bisa
dinikmatidengan layanan Cloud Computing. Keuntungan dari SaaS ini adalah kita
tidak perlu membeli lisensi software lagi. Kita tinggal berlangganan ke cloud
provider dan tinggal membayar berdasarkan pemakaian.
2. Platform as a Service (PaaS)
PaaS adalah layanan dari Cloud Computing kita bisa menyewa
“rumah” berikut lingkungannya, untuk menjalankan aplikasi yang telah dibuat.
Pelanggan tidak perlu pusing untuk menyiapkan “rumah” dan memelihara “rumah”
tersebut. Yang penting aplikasi yang dibuat dapat berjalan dengan baik.
Pemeliharaan “rumah” ini (sistem operasi, network, database engine, framework
aplikasi, dll) menjadi tanggung jawab dari penyedia layanan.
Sebagai analogi, misalkan ingin menyewa kamar hotel, kita
tinggal tidur di kamar yang sudah disewa, tanpa peduli bagaimana “perawatan”
dari kamar dan lingkungan kamar. Yang terpenting adalah, suasananya nyaman
untuk digunakan. Jika suatu saat dibuat tidak nyaman, maka pelanggan dapat
pindah ke hotel lain yang lebih bagus layanannya. Contoh penyedia layanan PaaS:
Amazon Web Service, Windows Azure, dan GoogleApp Engine. Keuntungan dari PaaS
bagi pengembang dapat fokus pada aplikasi yang sedang dikembangkan tanpa harus
memikirkan “rumah” untuk aplikasi, dikarenakan ahl tersebut sudah menjadi
tanggung jawab cloud provider.
3. Infrastructure as a Service (IaaS)
IaaS adalah layanan dari Cloud Computing sewaktu kita bisa
“menyewa” infrastruktur IT (unit komputasi, storage, memory, network, dsb).
Dapat didefinisikan berapa besar unit komputasi (CPU), penyimpanan data
(storage), memory (RAM), bandwidth , dan konfigurasi lainnya yang akan disewa.
Untuk lebih mudahnya, layanan IaaS ini adalah seperti menyewa komputer yang
masih kosong. Kita sendiri yang mengkonfigurasi komputer ini untuk digunakan
sesuai dengan kebutuhan kita dan bisa kita install sistem operasi dan aplikasi
apapun diatasnya.
Contoh penyedia layanan IaaS : Amazon EC2, Rackspace Cloud,
Windows Azure, dsb. Keuntungan dari IaaS ini adalah kita tidak perlu membeli
komputer fisik, dan konfigurasi komputer virtual tersebut dapat diubah (scale
up/scale down) dengan mudah. Sebagai contoh, saat komputer virtual tersebut
sudah kelebihan beban, kita bisa tambahkan CPU, RAM, Storage, dsb. dengan
segera.
Deploymen Deployment Model Cloud Computing?
Setelah kita tahu jenis layanan dari cloud computing, sekarang
kita bahas tentang deployment model dari cloud computing. Menurut NIST, ada
empat deployment model dari cloud computing ini, yaitu :
1. Public Cloud
Adalah layanan Cloud Computing yang disediakan untuk masyarakat
umum. Pengguna bisa langsung mendaftar ataupun memakai layanan yang ada. Banyak
layanan Public Cloud yang gratis, dan ada juga yang perlu membayar untuk bisa
menikmati layanannya. Contoh Public Cloud yang gratis: GoogleMail, Facebook,
Twitter, Live Mail, dsb. Contoh Public Cloud yang berbayar: Sales Force,
Office365, GoogleApps, dsb.
Keuntungan : Pengguna tidak perlu berinvestasi untuk merawat
serta membangun infrastruktur, platform, ataupun aplikasi. Kita tinggal memakai
secara gratis (untuk layanan yang gratis) atau membayar sebanyak pemakaian (pay
as you go). Dengan pendekatan ini, kita bisa mengurangi dan merubah biaya Capex
(Capital Expenditure) menjadi Opex (Operational Expenditure).
Kerugian : Sangat tergantung dengan kualitas layanan internet
(koneksi) yang kita pakai. Jika koneksi internet mati, maka tidak ada layanan
yang dapat diakses. Untuk itu, perlu dipikirkan secara matang infrastruktur
internetnya.
2. Private Cloud
Adalah layanan cloud computing yang disediakan untuk memenuhi
kebutuhan internal dari organisasi/perusahaan. Biasanya departemen IT akan
berperan sebagai service provider (penyedia layanan) dan departemen lain
menjadi service consumer. Sebagai service provider, tentu saja Departemen IT
harus bertanggung jawab agar layanan bisa berjalan dengan baik sesuai dengan
standar kualitas layanan yang telah ditentukan oleh perusahaan, baik
infrastruktur, platform, maupun aplikasi yang ada. Contoh layanannya : SaaS:
Web Application, Mail Server, Database Server untuk keperluan internal. PaaS:
Sistem Operasi + Web Server + Framework + Database yang untuk internal IaaS:
Virtual machine yang bisa di-request sesuai dengan kebutuhan internal.
Keuntungan: Menghemat bandwidth internet ketika layanan itu
hanya diakses dari jaringan internal.Proses bisnis tidak tergantung dengan
koneksi internet, akan tetapi tetap saja tergantung dengan koneksi jaringan
lokal (intranet).
Kerugian : Investasi besar, karena kita sendiri yang harus
menyiapkan infrastrukturnya.Butuh tenaga kerja untuk merawat dan menjamin
layanan berjalan dengan baik.
3. Hybrid Cloud
Adalah gabungan dari layanan Public Cloud dan Private Cloud yang
diimplementasikan oleh suatu organisasi/perusahaan. Dalam Hybrid Cloud ini,
kita bisa memilih proses bisnis mana yang bisa dipindahkan ke Public Cloud dan
proses bisnis mana yang harus tetap berjalan di Private Cloud.
Contohnya : Perusahaan A menyewa layanan dari GoogleApp Engine
(Public Cloud) sebagai “rumah” yang dipakai untuk aplikasi yang mereka buat. Di
negara tersebut ada aturan kalau data nasabah dari sebuah perusahaan tidak
boleh disimpan pada pihak ketiga. Untuk menaati peraturan yang ada, data
nasabah dari perusahaan A tetap disimpan pada database mereka sendiri (Private
Cloud), dan aplikasi akan melakukan konektifitasnya ke database internal
tersebut. Perusahaan B menyewa layanan dari Office365 (Public Cloud). Karena
perusahaan B tersebut sudah mempunyai banyak user yang tersimpan di Active
Directory yang berjalan di atas Windows Server mereka (Private Cloud), akan
lebih efektif kalau Active Directory tersebut dijadikan identity untuk login ke
Office365.
Keuntungan : Keamanan data terjamin karena data dapat dikelola
sendiri (hal ini TIDAK berarti penyimpan data di public cloud tidak aman, ya).
Lebih leluasa untuk memilih mana proses bisnis yang harus tetap berjalan di
private cloud dan mana proses bisnis yang bisa dipindahkan ke public cloud
dengan tetap menjamin integrasi dari keduanya.
Kerugian : Untuk aplikasi yang membutuhkan integrasi antara
public cloud dan private cloud, infrastruktur internet harus dipikirkan secara
matang.
4. Community Cloud
Adalah layanan Cloud Computing yang dibangun eksklusif untuk
komunitas tertentu, yang consumer-nya berasal dari organisasi yang mempunyai
perhatian yang sama atas sesuatu/beberapa hal, misalnya saja standar keamanan,
aturan, compliance, dsb. Community Cloud ini bisa dimiliki, dipelihara, dan
dioperasikan oleh satu atau lebih organisasi dari komunitas tersebut, pihak
ketiga, ataupun kombinasi dari keduanya.
Keuntungan : Bisa bekerja sama dengan organisasi lain dalam
komunitas yang mempunyai kepentingan yang sama. Melakukan hal yang sama
bersama-sama tentunya lebih ringan daripada melakukannya sendiri.
Kerugian : Ketergantungan antar organisasi jika tiap-tiap
organisasi tersebut saling berbagi sumber daya.
Perkembangan Cloud Computing
Cloud computing telah berkembang sejak tahun
enam puluhan berdampingan dengan perkembangan internet dan web. Internet lebih
cepat berkembang karena perkembangan bandwidth yang semakin besar. Perkembangan
internet inilah yang menjadi pendorong berkembangnya teknologi cloud computing
Pada tahun di tahun 1999, Salesforce.com
menjadi pencetus pertama aplikasi perusahaan yang dijalankan melalui internet.
Selanjutnya diikuti oleh Amazon Web Services di tahun 2006 yang menggunakan
teknologi Elastic Compute Cloud (EC2). Teknologi EC2 menyebabkan adanya situs
layanan web yang dikomersialkan, sehingga memungkinkan perusahaan kecil /
individu untuk menyewa komputer atau server agar dapat menjalankan aplikasi
komputer mereka.
Di tahun 2009, Google memulai menawarkan
aplikasi berbasis browser melalui Google Appsnya, yang salah satunya adalah
Google Docs yang sering kita gunakan. Sampai saat ini, cloud computing
masih terus berkembang dengan pesat mengingat manfaatnya yang begitu besar jika
teknologi ini digunakan.
Menurut Jamie Turner, perkembangan cloud
computing ini dipengaruhi oleh matangnya teknologi visual, perkembangan
bandwidth berkecepatan tinggi, dan software yang bersifat universal.
SIMPULAN DAN SARAN
Dengan tulisan mengenai
cloud computing ini diharapkan bisa memberikan gambaran awal mengenai cloud
computing, dimana cloud computing merupakan suatu system komputasi
terdistribusi melalui jaringan yang memiliki kemampuan untuk menjalankan sebuah
program atau aplikasi pada banyak computer yang terhubung pada waktu yang sama.
Cloud computing memiliki prospek
yang bagus terutama saat ditinjau dari manfaat ekonomisnya. Banyak
perusahaan yang lebih memilih solusi cloud computing karena mengurangi biaya
dan menyediakan solusi komputasi paling optimal. Disamping ada kelebihan pasti
ada kekurangan, yaitu ketika server tempat dimana kita menyimpan file atau
akses program sewaktu-waktu akan down atau berperforma buruk, alih-alih kita
semakin dimudahkan dengan cloud computing justru kita malah dirugikan karena
kualitas server yang buruk.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar